"Selamat Datang"
Selamat Datang di Zunniez Blog

Pages

Kamis, 01 April 2010

“Perjalanan Cinta”

“Tak pernah ada ada yang tahu seperti apa aku mencintainnya, seperti apa aku begitu mengharapkannya, seperti apa aku memujanya. Mencoba memahaminya adalah pengorbanan terbesar dalam hidupku. Kuharap dia mengetahui perasaanku dengan melihat yang kulakukan untuknya selama ini.

“Aku ingin membuatmu tersenyum cinta!”kataku kepada Aditya, tetapi yang hanya bisa dia lakukan hanya menatapku dengan tersenyum.

“Aku tahu Alia manis, kamu memang teman yang paling aku sayang, tapi sekali lagi jangan memanggil aku cinta lagi ya? Kita kan Cuma sahabat?” Adit berusaha memperjelas hubungan antara kami berdua.

Aku tahu, Adit tahu bagaiman perasaanku padanya. Tetapi,
sejauh aku berusaha mendekatkan diriku padanya, sejauh itu pula dia berusaha lari menjauhiku. Aku tak tahu mengapa dia melakukan itu? Tetapi dari hari ke hari jurang pemisah kami semakin lebar dan lebar saja.

“Adit! Kenapa akhir – akhir ini aku merasa kamu semakin menjauhiku? Apa salahku padamu? Adit! Adit! Kamu ga denger aku ya, kamu kenapa? Kamu ga penah ngelakuin ini ke aku! Adit jawab aku?” tetapi dia tak berhenti ,bahkan menoleh pun tidak. Aku tak mengerti ada apa dengannya? Dia udah berubah dia bukan Adit yang pernah aku kenal 3 tahun lalu ketika kami pertama berkenalan. Adit yang ceria,yang selalu riang, yang selalu membuat aku tertawa jika aku bersamanya.

Aku tak mengerti ada apa dengannya apakah dia tahu kalau aku mencintainya? Mungkinkah dia tak ingin aku mencinytainya karena dia hanya menganggapku teman biasa?. Tidak bisa dia harus memberiku jawaban atas apa yang terjadi,apa yang membuatnya seperti itu. Aku harus menemuinnya.

“Tante Adit ada tante?

“Ow Alia ya, Adit sedang keluar tuh, memang ada apa ya ?

“Engga tante, ga ada apa – apa kok.”

“Ga papa kok al cerita aja sama tante, siapa tahu tante bisa Bantu?”

“Ehm, gini lho tante kedatangan saya kesini Cuma pengen tahu kenapa Adit kok akhir – akhir ini seperti menghindari saya? Padahal selama ini kita ga pernah ada masalah. Tante tahu kenapa kok Adit berubah ya?”

“Adit ya? Sebenarnya tante ga boleh cerita ini ke kamu al,tapi….?”

“Tapi kenapa tante, cerita ke Alia, Alia sayang Adit tante.”

“Bener kamu sayang Adit al?tapi kamu janji sama tante ga kan cerita atau nanya soal ini ke Adit?”

“Iya tante Alia janji,Alia ga akan ngebahas soal ini ke Adit.”

“Adit…..,Adit sedang sakit dia kena leukemia al dan kata dokter waktunya ga akan lama lagi”. Airmata tante rosa pun tak terbendung lagi, mengalir menganak sungai aku pun ikut – ikutan terharu dan akhirnya menangis bersama tante rosa.

“Tante maafin Alia yang ga pernah tahu semua ini, maafin juga prasangka rosa yang udah nuduh yang engga – engga ke Adit.”

“Engga Alia kamu ga salah kamu ga tahu apa – apa soal ini tante yang minta maaf ke kamu karena ga ngasih tahu kamu. Dan satu hal, Adit sebenarnya juga sayang sama kamu tapi sebelun dia ngungkapin perasaan dia tahu bahwa dia sakit parah dank arena dia tahu penyakit itu ga bisa disembuhin dia berusaha memndam perasaan itu. Supaya kamu tidak terluka.”

“Tapi kenapa tante dia ga bilang ke aku ? kenapa dia harus menanggung semua ini sendirian? Aku sayang dia dan aku akan ngelakuin apapun supaya dia bahagia.
Di luar dugaan ada seseorang yang mematung didepan pintu, dan itu adalah Adit.

“Al kamu udah tahu yang sebenarnya kan? Kamu tahu waktu ku ga kan lama lagi, apa kamu masih ngeharapin aku?”
“iya, dit aku masih ngeharapin kamu. Aku akan ngedampingin kamu, kamu pasti bisa dan kamu pasti akan sembuh. Aku akan nyembuhin kamu. Walaupun aku masih seorang calon dokter tapi aku akan belajar giat supaya aku bisa bener –bener menjadi seorang dokter supaya bisa nyembuhin kamu.kamu tenang aja.”

“Iya sayang aku percaya itu.”
Waktu berlalu, hari , bulan, tahun pun berganti dokter telah melakukan yang terbaik tapi keadan Adit semakin memburuk. Rambutnya mulai rontok, badanya pun mulai habis terkikis oleh penyakitnya. Leukima, atau kanker darah adalah penyakit yang sangat ganas karena sampai sekarang belum ada obatnya, kanker ini dikarenakan sel darah putih atau leukosit yang ada di dalam tubuh ada lebih dari normal.

Tapi aku masih ada disini seperti janjiku, aku akan selalu menemaninya hingga ajal memisahkan kami. Aku harus kuat untuknya. Supaya dia tetap tegar untuk menjalani hari – harinya yang semakin sulit. Aku selalu khawatir kalau – kalau dia akan pergi meninggalakanku.
Hingga pada suatu hari.

“Alia”

“Iya sayang ada apa tanyaku?”

“Aku mencintaimu”

“iya aku tahu, aku juga mencintaimu”

“Tetapi? Aku sudah lelah dengan semuanya, dengan obat – obat itu, dengan kemo, dengan terapi – terapi. Aku ingin istirahat, aku ingin pulang sayang?”

“Sayang kita pasti pulang tetapi setelah kamu sembuh ok! Aku tahu kamu bisa, kita pasti bisa melewati semuanya jika kita selalu berusaha dan berdoa sama tuhan pasti dia akan mengabulkan keinginan kita.”

“ Sayang, kamu tahu? Kamu adalah motivasi terbesarku untuk sembuh, kamulah yang selalu membuat aku tegar, kamulah yang membuatku tetap semangat dalam menjalani hari – hariku. Terimakasih cinta.”

Setelah hari itu berangsur – angsur keadaan Aditia semakin membaik, badannya mulai gemuk lagi, rambutnya mulai tumbuh da semangat hidupnya yang dulu hilang kini seakan terpancar lagi. Semua pengobatan yang dia lalui menunjukkan peningkatan positif keadaanya hingga Aditpun dinyatakan sembuh oleh dokter.
Kami seakan tidak henti – hentinya mengucap syukur kepada tuhan yang maha esa atas limpahan karunianya yang begitu besar kepada kami.

Setahun kemudian.
Adit membuat pesta kejutan di ulang tahunku yang ke-24, dan yang paling istimewa dia juga melamarku tepat dihari istimewaku itu. Aku sangat bahagia, sambil berlutut dia melamarku, dihadapan teman, handai tolan, dan kedua orang tuaku.

“Alia maukah kamu jadi istriku? Dan menjadi ibu bagi anak – anak kita nanti?”

“Iya Adit, aku mau.” Sambil tersipu malu aku menjawab lamaranya.hingga pipiku merah merona karena bahagia.

Tepat 2 bulan kemudian kamipun menikah. Dihadapan penghulu dan disebuah masjid yang berada tak jauh dari rumah kami, sangat tenang dan khidmat. Terasa keharuan menyelimuti suasana di hari itu, air mataku pun menetes menahan isak tangis yang seakan tak terbendung lagi, ketika dia mengucapkan janji nikah. Dan akhirnya kami pun telah sah menjadi sepasang suami istri. Setelah semua yang pernah kami alami.

Itulah kemenangan cinta walaupun badai menghadang, meskipun banyak jalan yang terjal. jika kita yakin bisa melaluinya , pasti kita akan bisa melaluinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar